Cholil Mahmud adalah satu dari sekian banyak penyanyi dan penulis lirik terbaik yang pernah lahir dari musik Indonesia. 

Meski hadir dari skena musik sidestream lewat grup band Efek Rumah Kaca yang dibentuknya sejak lama, namun geliat grup band ini dalam menyuarakan isu-isu humanis dan kritik politik dan sosial sudah diapresiasi di banyak masyarakat khususnya kaum muda dari generasi ke generasi. 

Cholil sendiri dikenal dengan lirik-lirik yang tajam dan lugas, kemampuannya mengolah kegelisahan hidupnya yang lantas dihubungkan dengan situasi politik, hukum, sosial budaya membuat lagu-lagu yang ditulisnya lebih berisi. 

Hal ini tercermin dalam 3 album yang telah ditulisnya bersama Efek Rumah Kaca, dari Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) dan Sinestesia (2015) dan Rimpang (2023). Album ini melahirkan karya-karya bagus dan berhasil melambungkan nama Efek Rumah Kaca hingga mendapat berbagai penghargaan musik, salah satunya Anugerah Musik Indonesia. 

Salah satu lagu hit mereka yaitu “Cinta Melulu”, Kenakalan Remaja di Era Informatika”, “Di Udara”, “Desember” dan masih banyak lagi menghiasi di banyak playlist streaming dan menjadi lagu-lagu yang kerap dinyanyikan mereka di konser. 

Bersama Efek Rumah Kaca, Cholil yang kini tinggal di New York telah melanglang buana ke berbagai perhelatan, salah satu yang bergengsi adalah festival SXSW (South By Southwest) di Austin, Texas, Amerika Serikat. Sebuah festival yang memperkenalkan Efek Rumah Kaca kepada dunia internasional.